Just another WordPress.com weblog

“Karya” Yang Patut Dijaga


p11606451

Danau tiu, danau yang menyimpan kekayaan, namun belum banyak diketahui orang Danau Tiu, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, bahkan penduduk Morowali pun jarang yang mengetahuinya. Danau kecil yang terletak di kecamatan Petasia, kabupaten Morowali ini menyimpan keindahan dan kekayaan alam yang berlimpah. Bagi sebagian penduduk yang tinggal di sekitarnya, terutama penduduk desa Tiu, menggantungkan hidupnya di danau tiu. Banyaknya ikan (mujair, gabus, lele, ikan mas, dll) membuat sebagian penduduk desa Tiu memilih untuk berprofesi sebagai nelayan air tawar.

Seperti pada umumnya masyarakat Indonesia yang memiliki cerita rakyat atau legenda, orang-orang Mori yang hidup di wilayah sekitar danau memiliki legenda tentang terjadinya danau tiu. Konon, lokasi danau tiu sekarang pada mulanya adalah sebuah desa. Desa tersebut dilanda banjir akibat penduduknya menertawakan seekor kambing karena kambing tersebut dengan tidak sengaja tanduknya tersangkut oleh boru (semacam tudung, terbuat dari anyaman).

style=”margin-bottom:.0001pt;text-indent:.5in;line-height:normal;text-align:justify;”>Alkisah, pada suatu hari di musim panas, matahari sangat terik menyinari bumi. Keadaan seperti ini membuat penduduk desa hanya duduk bermalas-malasan dikarenakan udara yang sangat panas. Pada saat itu seekor kambing yang tidak tahan dengan udara panas berteduh di bawah boru yang sedang dijemur dibawah sinar matahari (boru merupakan salah satu bentuk kerajinan penduduk yang terbuat dari anyaman daun yang mirip daun pandan, dan berfungsi sebagai penutup kepala). Tanpa disengaja, boru tersebut terkait di tanduk kambing sehingga kambing itu terlihat seperti menggunakan payung. Kebetulan kejadian itu saksikan oleh dua orang perempuan yang duduk di depan pintu rumah (kebiasaan dari penduduk desa apabila di siang hari tidak melakukan kegiatan, maka perempuan desa memanfaatkan waktu untuk saling mencari kutu rambut dan duduk berjajar di depan tangga rumah). Melihat hal yang unik tersebut mereka tertawa terpingkal-pingkal. Beberapa saat setelah kejadian itu hujan pun turun dengan deras dan menenggelamkan desa. Air yang menggenangi desa tersebut tak pernah surut dan membentuk sebuah danau. Banyaknya tumbuhan tiu (jenis tumbuhan yang menjadi bahan baku tikar, penduduk sekitar menyebutnya tiu) yang hidup di pinggiran danau, sehingga danau itu bernama Danau Tiu.

p1160670

Kegiatan menangkap ikan bagi penduduk desa Tiu sudah berlangsung lama, perkembangan kebutuhan manusia membuat fungsi kegiatan menangkap ikan yang hanya dikonsumsi sendiri, kini ikan hasil tangkapan dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Menurut para nelayan, penghasilan dari menangkap ikan di danau Tiu cukup lumayan. Setiap nelayan per-harinya bisa mendapatkan 5 kg ikan mujair, 1kg ikan mujair dihargai Rp. 15.000. Jadi, per-hari mereka mendapatkan Rp. 75.000. Bila dirata-ratakan per-bulan meraka bisa mendapatkan uang dari menangkap ikan di danau tiu sebesar RP. 1.950.000 (potong 4 hari minggu) sebuah angka yang setara dengan gaji pokok pegawai negeri sipil golongan IVA.

Namun, satu tahun terakhir ini habitat danau tiu terancam terganggu akibat penebangan hutan disekitar danau untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Bahkan, penanaman bibit sawit telah dilakukan yang jarak dari bibir danau hanya kurang lebih seratus meter. Apabila nantinya akan dilakukan pemupukan sawit dari pihak yang mengelola perkebunan sawit, maka jarak yang hanya berkisar seratus meter dapat mengganggu ekosistem di danau tiu mengingat pupuk yang digunakan mempunyai kandungan kimia dan adanya kali-kali kecil yang menghubungkan lokasi perkebunan dengan danau. Kali-kali kecil itu dapat mengalirkan sisa-sisa pupuk ke air danau tiu. Tak hanya kelangsungan ekosistem danau yang terganggu tapi yang tidak kalah penting juga perekonomian penduduk yang menggantungkan hidupnya di danau tiu. Otomatis pendapatan para nelayan akan berkurang.

Apabila kegiatan perkebunan sawit terus beroperasi maka hal yang tak mustahil para nelayan akan kehilangan pekerjaan dan juga keindahan danau tiu yang belum sempat dinikmati oleh masyarakat luas (menurut informasi pemerintah kecamatan petasia akan menjadikan lokasi danau tiu sebagai obyek wisata) akan tinggal kenangan.

p11606541Kesadaran warga sangat dibutuhkan untuk memperjuangkan tetap berlangsungnya keindahan, kekayaan serta kehidupan habitat di danau tiu. Selain itu pemerintah daerah Morowali tetap bergiat untuk bisa melihat permasalah-permasalahan yang menyangkut kepentingan warga Morowali dan dapat menelurkan kebijakan yang tidak menguntungkan satu pihak saja. Untuk itu kiranya pemerintah daerah dan masyarakat bergandengan tangan bersama-sama menjaga keberlangsungan asset yang dimiliki oleh daerah. Karena danau tiu ternyata tidak hanya menawarkan keindahan dan kekayaan yang bisa dinikmati tapi juga mampu memutar roda perekonomian masyarakat sekitar danau. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? Mari kita jaga lingkungan untuk anak cucu kita…

12 responses

  1. morijogja

    Ya.. Danau Tiu patut mendapat perhatian kita.. jangan sampai so ada yang pigi perkosa lagi

    Maret 25, 2009 pukul 12:41 pm

  2. kalkun

    bagus!!

    April 4, 2009 pukul 2:56 pm

  3. iin poea

    humbe bale, danau TIU memang harus dilestarikan, ben wong-wong podo ngerti kabeh neng MOROWALI ono seng apik di deloke. pokokee beta dukung supaya kitong pung daerah tambah MAJUUUUU.
    “KALAU TIDAK SEKARANG KAPAN LAGI”
    PERANCISNYE..: ”à moins de non maintenant quand encore”
    GERAMANY : “wenn nicht sind nicht jetzt wann wiederum”
    JAPAN : “nara arimasen ima itsu mou”
    RUSIA : “kalau nyet syeychas kapan snova” ha..ha..
    PORTUGIS ; ”a menos que não atualmente kapan de de novo”

    Mei 11, 2009 pukul 12:20 pm

  4. iin poea

    sukses kabeh buat bocah-bocah mori
    sing penting mesti kompak

    Mei 11, 2009 pukul 12:23 pm

  5. iin poea

    sukses sadaya buat budaks mori
    nu penting kompak selalu

    Mei 11, 2009 pukul 12:25 pm

  6. iin poea

    successo tutti buat fanciulli mori
    che imperativo kompak sempre

    Mei 11, 2009 pukul 12:26 pm

    • che gunkxi

      succeso da mori,, hasta la victoria siempre..

      Mei 14, 2009 pukul 6:07 am

  7. gerzom tandi

    WAduh, itu Danau Tiu my Village , terimakasih atas dukungannya!!!!

    Mei 16, 2009 pukul 3:03 am

    • che gunkxi

      Danau Tiu patut mendapat perhatian (WAJIB!!!!) Pemda Morowali.. Harus menjadi salah satu daya tarik Morowali, diekspos donk pak Bupati..!!! Jangan cuma sibuk berpolitik.. 😀

      Mei 16, 2009 pukul 6:53 am

  8. wawa/jgja

    To Iin Poea : boleh blajar bahasa? jago byk bahasa nga le.. orang mana so nga?

    Mei 27, 2009 pukul 6:38 am

  9. bos minta izin copas ini artikel buat postingan di IKMAPPOS. nanti link dari halaman wordpress di taruh di blogg kami. salam

    Juni 26, 2009 pukul 3:52 pm

    • che gunkxi

      Oh iyo,, silahkan bos..

      Juni 27, 2009 pukul 10:03 am

Tinggalkan komentar